Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Jenis-jenis zat pemanis ada 2, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami dapat berasal dari kelapa, tebu dan aren. Selain itu juga terdapat dari buah-buahan dan madu. Zat pemanis juga berfungsi sebagai penghasil energi. Namun, konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan kegemukan dan penyakit kencing manis (diabetes) karena pemanis alami mengandung kalori yang tinggi. Untuk itu, batasi penggunaan zat pemanis alami. Pemanis sintetis tidak dapat dicerna tubuh karena tidak menghasilkan energi. Contohnya ialah : sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Walaupun pemanis sintetis memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, namun kita tidak boleh menggunakan secara berlebihan karena dapat menimbulkan efek samping. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menimbulkan rasa pahit dan menyebabkab tumor pada syaraf kandung kemih.
Sumber: https://pendidikan.id/main/forum/diskusi-pendidikan/mata-pelajaran/7499-belajar-ipa-kelas-viii-zat-aditif-dan-zat-adiktif
enis Pemanis Buatan Ada Beragam, Sebagian Berbahaya
Banyak makanan, minuman dan produk diet saat ini menggunakan pemanis buatan. Bahan pengganti gula ini diketahui memiliki manfaat yang dianggap mendukung orang-orang yang menjalani diet mengurangi berat badan. Namun jangan lupa, pemanis buatan ini juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan jika pemakaiannya berlebihan.
Pemanis buatan adalah pengganti gula sintentik. Pemanis tersebut dapat berasal dari bahan alami, seperti tanaman herba dan hasil olahan gula biasa (gula rafinasi). Pemanis buatan juga dikenal sebagai penambah rasa manis yang kuat karena rasanya jauh lebih manis dibandingkan gula biasa.
Zat kimia pengganti gula ini merupakan bahan tambahan yang meniru efek gula dengan jumlah kalori lebih rendah. Industri makanan dan minuman makin banyak mengganti gula atau sirop jagung dengan pemanis buatan di dalam serangkaian produk-produknya. Hal ini disebabkan keuntungan dari penjualan produk dengan pemanis buatan sangat tinggi.
Beberapa bahan pemanis buatan yang sering digunakan dalam produk makanan dan minuman:
- Aspartam. Bahan ini digunakan sebagai pemanis dalam permen karet, sereal sarapan, agar-agar dan minuman berkarbonasi. Rasa manisnya mencapai 220 kali lebih manis daripada gula biasa. Asupan yang dapat diterima tiap hari sebesar 50 mg/kg berat badan. Kandungan aspartam terdiri atas asam amino, asam aspartat, fenilalania, serta sedikit etanol.
- Sakarin. Rasa manis yang dihasilkan mencapai 200-700 kali lebih tinggi daripada gula biasa. Pemakaian sakarin dalam sekali penyajian untuk makanan olahan tidak boleh melebihi 30 mg sedangkan untuk minuman juga tidak lebih dari 4 mg/10 ml cairan.
- Sucralosa, dihasilkan dari sukrosa dan memiliki rasa manis 600 kali dibandingkan gula. Bahan ini biasa digunakan pada produk makanan yang dipanggang atau digoreng. Konsumsi harian sucralosa yang ideal adalah sebanyak 5 mg/kg berat badan.
- Acelsufam potassium, bahan ini sangat stabil dalam temperatur tinggi dan mudah larut sehingga sesuai dipakai dalam banyak produk makanan. Batasan konsumsi harian yang disarankan adalah 15 mg/kg berat badan.
- Neotam. Kandungan neotam menyatu dan membentuk rasa manis yang unik. Pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan rendah kalori dan penambah rasa dalam makanan lain. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, namun rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam. Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.
Adakah Dampak Buruk Pemanis Buatan dalam Makanan dan Minuman Kita?
Selama ini, pemanis buatan terus dihujani oleh kritik karena adanya dugaan bahwa penambahan pemanis buatan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Sakarin diduga memiliki kandungan karsinogen yang menyebabkan kanker, meski hal ini belum terbukti dengan pasti. Sakarin dinyatakan sebagai karsinogen lemah yang aman bagi manusia. Kemungkinan bahaya lain dari sakarin adalah reaksi alergi dari kandungan di dalamnya yaitu sulfonamid. Sulfonamid bisa juga ditemukan di beberapa jenis antibiotik dan pada beberapa orang yang mengkonsumsinya dapat menyebabkan alergi dengan gejala seperti kulit ruam, pusing, diare, dan kesulitan bernapas.
Sementara itu, pemanis buatan aspartam menjadi pengganti gula yang paling kontroversial. Saat suhu aspartam sangat tinggi, alkohol kayu di dalam aspartam berubah menjadi formalin yang berbahaya bagi tubuh. Zat aspartam akan ikut tercerna di dalam lambung sehingga pada nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk yang tidak sama dengan bentuk struktur awal. Ini alasannya kenapa aspartam tidak bisa dikonsumsi seseorang yang mengalami gangguan metabolisme karena dikhawatirkan tidak akan tercerna dengan sempurna.
Kecurigaan adanya masalah kesehatan akibat konsumsi pemanis buatan sucralose, neotam, dan acelsufame potassium juga masih diselidiki oleh banyak peneliti. Sejauh ini, penelitian belum membuahkan kepastian sehingga pemanis alami itu tetap dinyatakan aman untuk dikonsumsi manusia bahkan untuk wanita hamil sekali pun.
Pemanis buatan menjadi alternatif menarik sebagai pengganti gula karena tidak menambah kalori dalam makanan. Ini menjadi pilihan yang baik terutama untuk mengendalikan berat badan dan penderita diabetes. Namun kita harus mengetahui bahwa masih terdapat perdebatan terhadap bahayanya. Karena itu, kita perlu mengikuti aturan asupan harian untuk pemanis buatan ini agar kesehatan kita tetap terjaga. Jika kita curiga mengalami gejala akibat penggunaan pemanis buatan, menghentikan penambahan zat-zat ini ke dalam makanan menjadi cara terbaik untuk memastikannya
0 komentar:
Posting Komentar